Kumpulan-kumpulan Segala Informasi Yang Ada Di Dunia Internet Terkini

Tiga Hari Dikurung Rimba

Share on :

KETUA DPRD KAB SOLOK DAN 39 WARGA
Ketua DPRD Kabupaten Solok Syafri Dt. Siri Marajo bersama 39 warga Koto Sani terjebak di rimba belantara Bukit Barisan ketika melintas batas Solok-Padang sejak Sabtu lalu. Untungnya mereka semua selamat.

PADANG, HALUAN Ban­jir bandang yang melanda perbukitan di batas Solok-Padang diperkirakan yang menjebak Ketua DPRD Kabu­paten Solok Syafri Dt. Siri Marajo bersama 19 orang warga Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak, se­hingga ter­ka­bar me­re­ka hilang di belantara Bu­kit Barisan itu selama tiga hari. 

“Kami terhalang oleh sungai dalam hutan ini yang tiba-tiba airnya meluap. Sedang kondisi logistik kami sudah habis sehingga kami harus bertahan di sini me­nung­gu air surut,” kata Dt. Siri Marajo ketika ponsel­nya bisa dikontak oleh warta­wan Haluan, Riswan Jaya dari Solok, petang kemarin.
Ketua DPRD bersama 39 orang warga Koto Sani dan ti­ga anggota pegawai Dinas Ke­hutanan dilaporkan berang­kat sejak Sabtu (25/5) lalu un­tuk menelisik batas ulayat Ko­to Sani dengan Kota Padang.

“Mereka ingin memas­tikan batas wilayah itu sam­bil melihat kemungkinan  jalan rintisan alternatif Solok-Padang via Bukit Bari­san,” kata Bupati Solok Syamsu Rahim yang sejak Minggu memang kehilangan kontak dengan Ketua DPRD. Kemarin, Syamsu Rahim bersama tim BPBD Kabupa­ten Solok menanti kedata­ngan rombongan itu di Pasar Lalang, Kecamatan Kuranji, Padang. Hingga petang, akhir­nya sudah 19 orang dari 40 anggota rombongan yang sampai di Padang.

Syamsu Rahim menya­takan, sebelum tim berangkat melakukan perjalanan terse­but, Datuk Siri Marajo sem­pat melakukan kontak ter­akhir dengan dirinya, pada hari Sabtu (25/5). Pada waktu itu, dirinya sempat menawarkan ban­tuan untuk keberangkatan rom­bongan. Namun, tawaran  terse­but, ditolak oleh Datuk Siri Marajo.

“Pada saat saya menawarkan bantuan, seperti bekal, dan pera­latan lainnya. Tawaran bantuan itu langsung ditolak oleh Datuk Siri Marajo. Katanya, kalau ingin mem­bantu, cukup hanya dengan meny­e­diakan konsumsi pada saat rom­bongan berada di Padang,” katanya.

Kabar hilangnya Ketua DPRD dan rombongan di belantara yang pernah membuat Gamawan Fauzi ketika menjadi bupati juga tersasar sudah beredar sejak Selasa. Tetapi belum ada kepastian kemana mereka pergi. Bahkan ada kabar yang menyebutkan rombongan itu adalah anggota DPRD Kabupaten Solok ditambah dengan masyarakat totalnya 53 orang.

Kabar yang bergalau itu itu ketika dikonfirmasi ke pihak kepolisian oleh wartawan sepanjang Rabu dini hari juga tidak bisa memberi kabar pasti.
“Kita belum dapat kabar per­sisnya. Sejak kemarin memang sudah beredar kabar itu,” kata Kabid Humas Polda Sumbar Mai­nar Sugiarto kepada wartawan.
Wartawan Haluan di Solok juga menghubungi Kapolres Solok, Gun­tur Hindarsyah. Tapi penjelasannya sedikit sekali. Kali ini jumlah 53 itu terkoreksi. Bahwa memang ada berita tentang belum pulangnya rombongan masyarakat Koto Sani dari hutan Bukit Barisan sejak Sabtu.

Tapi jumlahnya 40 orang. Di dalamnya termasuk Ketua DPRD Kabupaten Solok Dt. Siri Marajo.
Kabar itu baru meluas setelah Rabu pagi. Bupati Solok yang dilapori masyarakat akhirnya memerintahkan BPBD Kabupaten Solok melakukan pelacakan dan tindakan SAR guna menemukan rombongan Ketua DPRD tersebut.

Akhirnya berdasarkan kontak telepon yang diperoleh dengan Ketua DPRD tersebut, Haluan pun menda­pat penjelasan dari Dt. Siri Marajo.
Menurut Datuk, mereka berangkat hari Sabtu lalu mendaki bukit di Koto Sani. Bermaksud hendak melakukan peninjauan batas hutan ulayat nagari Koto Sani dengan Kota Padang. Disamping itu juga hendak mencari kemung­kinan adanya jalan alternatif dari Koto Sani ke Padang tanpa mele­wati Sitinjau Laut atau via Padang Panjang.

Soalnya, jalan alternatif ini pernah dicoba meninjaunya oleh Bupati Solok ketika masih dijabat oleh Gamawan Fauzi beberapa tahun silam. Ketika itu rombongan Gamawan juga tersasar di hutan tersebut. “Tapi kami tidak lewat di jalan yang ditempuh Pak Gama­wan. Ini lewat jalur lain,” kata Dt. Siri Marajo kepada Haluan.

Sayangnya dalam perjalanan itu, Senin malam hujan turun sangat lebat dan membuat sebuah sungai yang mesti diseberangi rombongan meluap. Perjalanan rombongan jadi terhalang. Pada saat, logistik yang dibawa sudah mulai menipis. Sedang sinyal ponsel terputus-putus dan baterai ponsel pun makin lemah. “Sampai pada akhirnya kami kehabisan kontak dengan dunia luar,” kata dia.

Beberapa orang diantaranya dalam kondisi yang lemah pada besok paginya mencoba mencari jalan lain menyeberangi sungai. Ternyata rombongan yang jumlahnya 19 orang itu bisa melewati sungai tersebut dan terus menuruni perbu­kitan menuju arah Kota Padang. Mereka sampai di Padang dalam kondisi fisik yang lemah. Mereka langsung diberi pertolongan medis untuk memulihkan kondisi fisiknya.

“Rombongan yang 19 orang itulah yang Rabu pagi ini sampai di Padang,” kata Abdul Manan, Kepala BPBD Kabupaten Solok di Posko Pasar Lalang, Kuranji, Padang kemarin.
Ke-19 orang yang sudah sampai di Padang itu adalah Rusdi, Kiri, If, Edison, Met, Anton, Nazar, Cion, Ajo, Bujang, Mus, Et, Ahmad, Naf, Mulyadi, Mai, Zalman, Candra, dan terakhir Zul.

Sedangkan, 21 orang lainnya yang masih bertahan di Bukit Kumayan yaitu  Datuk Siri Marajo (Ketua DPRD Kabupaten Solok), ajudannya Pen, dan sopirnya Dedi, serta Zul, Kepala Jorong Ujung Gadang, Wen Sekretaris Nagari Koto Sani, Aseng Polisi Hutan, Dasril Polisi Hutan, Basri, Safri Pono, Sapri Pono Intan, Anton, Peri, Raf, Andi, Andika, Dika, Piri Pono, Ap Pono Marajo, At Kasiak, Et Gindo Sutan, dan Rodis masih dalam pencarian tim pemback up yang terdiri dari dari BPBD Kota Padang, BPBD Solok, Basarnas PMI Kabupaten Solok, dan Masya­rakat Kuranji.

Abdul Manan yang mendapat kontak dengan Ketua DPRD menga­takan bahwa dari 21 orang yang terjebak di belantara itu, enam orang diantaranya mengalami cedera berat, tidak bisa berjalan.
“Mereka minta dijemput. Dan kita sedang mengusahakan penjem­putan dan pengiriman logistik,” kata Manan.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Padang Budhi Erwanto menga­takan, tim pemback up masih melakukan pencarian di sekitar Bukit Barisan. Pihaknya mem­beritahukan, bahwa posisi tim kedua yang dinyatakan hilang itu berada disekitar Bukit Barisan, atau sekitar 8 jam perjalanan dari Air Dingin, Kota Padang.

“Dengan perkiraan itu, kami langsung menurunkan anggota BPBD Kota Padang sebanyak 13 orang, BPBD Solok 7 orang, Basar­nas  14 orang, PMI Solok 6 orang, dan masyarakat Kuranji 7 orang. Diharap­kan, pencarian yang dilakukan tim pemback up tersebut, bisa menemukan dan membawa rombongan dengan selamat,” tukasnya. (h/ris/wis/lex)

source: http://harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=23765:tiga-hari-dikurung-rimba&catid=1:haluan-padang&Itemid=70

0 comments on Tiga Hari Dikurung Rimba :

Post a Comment and Don't Spam!

Like On Facebook

Followers